Sabtu, 16 Oktober 2010

Dibalik kisah seorang papa

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....


Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....

Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....

Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Jumat, 15 Oktober 2010

Kalian dan Aku


Karina Oktavia
Yusi Karlinda
Kadina Mutiara Hati
Finia Hilmianti


Seneng banget kalo punya temen-temen kaya mereka.. Kita gak peduli orang mau ngomong apa tentang kita, toh mereka cuma bisa menilai kita dari luar.. Aku inget kata-kata "Lebih baik jarang ketemu daripada pisah sama sekali." dan itu lah kita.. Aku sendiri punya sahabat2 baru, tapi aku ga pernah mau lupain Grunge Girl. Ya, karena mereka adalah orang-orang yang pertama kali bikin aku ngerasain yang namanya persahabatan. Mulai dari yang seneng, ketawa ketiwi, pesta piyama, lagi sedih, curhat bareng, sampai ke salah pahaman itu ada. Tapi  terkadang kita suka melupakan hal-hal yang gak penting (kesalahpahaman) dan justru hal itu yang membuat kita makin deket, makin mengerti satu sama lain dan yang pasti makin banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari situ..
Kita di persatukan di SDN Karang Pawulang 3. Awalnya kelas 5 kita sudah terbentuk sampai lah ke kelas 6. Di kelas 6, kita punya musuh yaitu "anak-anak centil" kita sebutnya, ada Caca Finia, Avni dan Kadina. Tapi entah apa kita tiba-tiba bisa saling ngobrol dan bareng-bareng terus. (Aku sendiri gatau kenapa).
Dan akhirnya kita semua gabung. Ada Karina, Silmy, Fely(aku), Yusi, Kadina, Mustika, Finia dan Avni. Kita selalu bareng dan kompak banget deh pokoknya. 
Waktu terus berlalu, kita semua terpisah karena beda SMP semua(gak semua sih). Aku dan Karina masuk SMPN 2 Bandung, Kadina dan Mustika masuk SMPN 34 Bandung, Yusi masuk SMPN 18 Bandung, Finia masuk SMPN 3 Bandung dan Silmy masuk SMPN 13 Bandung. Walau pun kita beda sekolah tapi kita tetap bersatu.
Tempat tongkrong kita dulu itu di BC(Rumah Eyang). Disana tuh udah rumah kedua kita banget. Nginep disana, pulang sore dari sana, les disana dan pokoknya serba serbi di sana. Dan jangan lupa nanti ada Grunge Girl Junior(anak-anak kita).




DAN INILAH KITA SEKARANG!!! 
We Are The GRUNGE GIRL..



Next, Grunge Girl Junior..

Kamis, 14 Oktober 2010

Tahun 2005

Inget banget waktu itu aku pulang sekolah dan seperti biasa anak-anak. Pulang terus cuci kaki cuci tangan, makan siang terus tidur siang deh. Hari itu aku cuma duaan di rumah sama mamah. Aku tidur di kamar mamah dan mamah mau sholat dulu sebelum tidur katanya. Terus mamah ambil wudlu. Dan aku pun tertidur.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ada Bapak Avi (tetangga depan rumah) bangunin aku. 
"De, de. Bangun de. Mamah jatoh tuh." kata Bapak Avi sambil goyangin badan aku.
Aku bangun yang sambil matanya merem melek. Karena tiba-tiba dibangunin. "Hm ya?"
"Itu De mamah diluar." Bapak Avi sambil tarik aku ke pintu ruang tengah. Dan pintu itu dibuka sama Bapak Avi. Memang sebelum kita tidur pintu dikunci sama mamah.
Aku heran apa yang dilakuin Bapak Avi. Setelah pintu itu dibuka, aku melihat mamah sudah tergeletak di teras dan ada pecahan-pecahan asbes disekitar mamah. Aku masih percaya gak percaya ngeliat ini. Ternyata mamah terjatuh  dari atap rumah yang tingginya kurang lebih 3 meter. Tetangga-tetangga udah pada "ngeriungin" rumah. Aku cuma bisa berdiri dibelakang pintu sambil nangis. DIsitu aku gemeteran banget gak percaya. Mamah langsung di gotong sama tetangga-tetangga ke kamar aku, karna kamar aku paling deket. Dikasurku mamah cuma bisa Istigfar dan baca-baca, di bantu Mamah Avi (istri Bapak Avi). Aku gak kuat untuk ngeliat mamah, jadi aku ngeringkuk di kursi tamu dan gak sadar aku ngomong "Mah, jangan pergi. Jangan tinggalin Ade. Mamah harus kuat. Mamah pasti kuat." dan aku gak kuat menangisi itu semua. Mungkin saking kerasnya aku nangis, sampe-sampe Mamah Avi nyamperin aku bilang "Istigfar aja ya De, berdoa sama Allah supaya mamah ga kenapa-kenapa. Ke mamah yuk! Mamah pengen ketemu Ade tuh.." Mungkin Mamah Avi juga sedih ngeliatnya, dia langsung meluk aku dan nangis juga sambil bilang "Udah ya De, jangan nagis lagi ya. Senyum ya, semangatin mamah gih, jangan nangis depan mamah." Disitu bukannya aku berenti nangis malah makin nangis. Dan akhirnya aku kuatin diri aku dan aku samperin mamah. Aku inget banget pas itu mamah ngelus kepala aku. Hati aku udah pikiran yang aneh-aneh aja, "Mamah jangan pergi Mah, Ade belum siap." "Mungkin ini terakhir aku liat mamah?Mungkin ini terakhir mamah ngelus kepala aku?". 
Setelah itu aku sedikit lupa, pokoknya beberapa lama kemudian ambulance dateng dan bawa mamah ke RSAI. Aku cuma bisa liat mamah di jendela karna aku gak kuat liat mamah diangkut pake kasur yang gitu loh yang biasa di ambulance. Aku gak tau disitu papah kapan dateng pokoknya tiba-tiba ada suara papah dan mobilnya. Aku langsung masuk kamar dan tiduran di kasur sambil nangis. Dan aku lupa lagi setelah itu.
Besoknya disekolah, lagi belajar tiba-tiba papah dateng minta izin ke guru supaya aku pulang lebih awal dan mungkin guruku nanya kenapa aku pulang duluan karena setelah itu Bu Juwita langsung bilang "Ayo anak-anak, kita sama-sama doain mamahnya fely semoga......" dan aku langsung nagis disitu.
Oke, aku udah nyampe RSAI dan langsung menuju ruang VIP 103 (masiih inget). ternyata disitu ga ada ranjang mamah dan cuma ada Wa Ila dan yang lainnya. Wa Ila bilang "Mamah baru aja pergi ke ruang operasi. Sok gih susul cepet.". aku langsung pergi dan aku cuma ketemu mamah di depan ruang operasi aja, terus mamah masuk ruang operasi deh.
8 jam mamah diruang operasi. Ternyata tulang ekor sebelah kiri mamah retak. Aku cukup merinding ngerdengernya.
Aku sempet tidur di situ juga sih, mungkin bisa di bilang pergi dari rumah sakit pulang ke rumah sakit. Hampir 1 bulan mamah dirawat. Akhirnya mamah pulang dan selama beberapa bulan mamah pakai tongkat, dari tongkat yang kaki 4 sampai kaki 3. 
Setelah sembuh mamah cerita ke aku apa sebab mamah bisa jatoh dari atap. Mamah itu tadinya sebelum tidur mau sholat dulu dan bahkan mamah udah wudlu lagi tapi mamah menunda sholatnya. Malah mamah pergi ke atas ngambilin jemuran, pas ada satu baju yaitu baju aku terbang agak jauh dari balkon, mamah berusaha ngambil dan gak sengaja nginjek asbes yang udah retak dan akhirnya mamah jatoh deh ke teras. "Mungkin kalo ada mobil di teras mamah pasti jatohnya di atas mobil.".
Aku hanya berharap semoga gak akan pernah terjadi lagi di keluargaku dan orang sekitarku. Amiiiinnnn..