Kamis, 29 Desember 2011

My Bestf Castle

Kenyataan yg cukup sulit utk aku terima yaitu : 'renggangnya sebuah persahabatan'. Yang aku rindukan saat ini adalah saat2 kita selalu bersama. Aku, Belia, Zahra, Shepany, Lerry dan Febi. Gak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Semua saling menghargai. Sekarang aku merasakan perubahan semenjak sebuah 'ikatan cinta' dalam persahabatan sudah terputus. Sahabat menjadi cinta itu tidak ada salahnya, hanya saja yang menjadi masalahnya yaitu bisakah dari cinta kembali menjadi sahabat seperti semula?
Mereka adalah orang2 yg (jujur) membuat aku sakit hati, senang, dan yah kekeluargaan diantara kita yg membuat aku merasa the lucky people! Aku benar2 kangen saat2 bersama terutama saat istirahat sekolah, kita jarang pergi ke kantin. Kita selalu bekal makanan dari rumah dan tentunya masakan orangtua kita masing2 dan.....yap! Kita makan bareng, beberapa meja disatuin. Makan bersama, saling berbagi, saling mencicipi makanan yg dibawa. Tapi, sekarang kita pisah meja(setiap makan). Aku pribadi merasa risih dengan sikap kita yang seperti ini satu sama lain. Aku ingin kembali seperti semula walaupun itu sulit terjadi. Jujur aku ingin nangis ketika Teh Chintya menceritakan kejadian disaat aku pingsan. Merekalah yang sangat khawatir. Aku benar2 berhutang budi sama mereka. Terimakasih Febi& Lerry, kalian adalah Prince of My Bestf Castle. Terimakasih Belia, Zahra, Shepany karna kalianlah Princess of My Bestf Castle. Aku harap semua bisa menjadi seperti semula. Aku harap kalianlah yang ada disisiku saat aku berada di menit2 terakhir nanti. Love you all!

*aku tidak mengada-ngada tapi aku meneteskan air mata saat menulis artikel ini karna aku sungguh*

Selasa, 26 April 2011

I'm sorry Mom...

Kejadian ini terjadi di sebuah
kota kecil di Taiwan, Dan
sempat dipublikasikan lewat
media cetak dan electronic.
Ada seorang pemuda bernama
A be (bukan nama
sebenarnya). Dia anak yg
cerdas, rajin dan cukup cool.
Setidaknya itu pendapat
cewe2 yang kenal dia. Baru
beberapa tahun lulus dari
kuliah dan bekerja di sebuah
perusahaan swasta, dia sudah
di promosikan ke posisi
manager. Gaji-nya pun
lumayan.
Tempat tinggalnya tidak
terlalu jauh dari kantor. Tipe
orangnya yang humoris dan
gaya hidupnya yang
sederhana membuat banyak
teman2 kantor senang
bergaul dengan dia, terutama
dari kalangan cewe2 jomblo.
Bahkan putri owner
perusahaan tempat ia bekerja
juga menaruh perhatian
khusus pada A be.
Dirumahnya ada seorang
wanita tua yang tampangnya
seram sekali. Sebagian
kepalanya botak dan kulit
kepala terlihat seperti borok
yang baru mengering.
Rambutnya hanya tinggal
sedikit dibagian kiri dan
belakang. Tergerai seadanya
sebatas pundak. Mukanya juga
cacat seperti luka bakar.
Wanita tua ini betul2 seperti
monster yang menakutkan. Ia
jarang keluar rumah bahkan
jarang keluar dari kamarnya
kalau tidak ada keperluan
penting. Wanita tua ini tidak
lain adalah Ibu kandung A Be.
Walau demikian, sang Ibu
selalu setia melakukan
pekerjaan rutin layaknya ibu
rumah tangga lain yang sehat.
Membereskan rumah,
pekerjaan dapur, cuci-mencuci
(pakai mesin cuci) dan lain-
lain. Juga selalu memberikan
perhatian yang besar kepada
anak satu2-nya A be. Namun A
be adalah seorang pemuda
normal layaknya anak muda
lain. Kondisi Ibunya yang cacat
menyeramkan itu
membuatnya cukup sulit
untuk mengakuinya. Setiap
kali ada teman atau kolega
business yang bertanya siapa
wanita cacat dirumahnya, A be
selalu menjawab wanita itu
adalah pembantu yang ikut
Ibunya dulu sebelum
meninggal. “Dia tidak punya
saudara, jadi saya tampung,
kasihan. ” jawab A be.
Hal ini sempat terdengar dan
diketahui oleh sang Ibu. Tentu
saja Ibunya sedih sekali. Tetapi
ia tetap diam dan menelan
ludah pahit dalam hidupnya.
Ia semakin jarang keluar dari
kamarnya, takut anaknya sulit
untuk menjelaskan
pertanyaan mengenai dirinya.
Hari demi hari kemurungan
sang Ibu kian parah. Suatu
hari ia jatuh sakit cukup parah.
Tidak kuat bangun dari
ranjang. A be mulai kerepotan
mengurusi rumah, menyapu,
mengepel, cuci pakaian,
menyiapkan segala keperluan
sehari-hari yang biasanya di
kerjakan oleh Ibunya.
Ditambah harus menyiapkan
obat-obatan buat sang Ibu
sebelum dan setelah pulang
kerja (di Taiwan sulit sekali
cari pembantu, kalaupun ada
mahal sekali).
Hal ini membuat A be jadi BT
(bad temper) dan uring-
uringan dirumah. Pada saat ia
mencari sesuatu dan
mengacak-acak lemari Ibunya,
A be melihat sebuah box kecil.
Didalam box hanya ada
sebuah foto dan potongan
koran usang. Bukan berisi
perhiasan seperti dugaan A be.
Foto berukuran postcard itu
tampak seorang wanita
cantik. Potongan koran usang
memberitakan tentang
seorang wanita berjiwa
pahlawan yang telah
menyelamatkan anaknya dari
musibah kebakaran. Dengan
memeluk erat anaknya dalam
dekapan, menutup dirinya
dengan sprei kasur basah
menerobos api yang sudah
mengepung rumah. Sang
wanita menderita luka bakar
cukup serius sedang anak
dalam dekapannya tidak
terluka sedikitpun.
Walau sudah usang, A be
cukup dewasa untuk
mengetahui siapa wanita
cantik di dalam foto dan siapa
wanita pahlawan yang
dimaksud dalam potongan
koran itu. Dia adalah Ibu
kandung A be. Wanita yang
sekarang terbaring sakit tak
berdaya. Spontan air mata A
be menetes keluar tanpa bisa
di bendung. Dengan
menggenggam foto dan koran
usang tersebut, A be langsung
bersujud disamping ranjang
sang Ibu yang terbaring.
Sambil menahan tangis ia
meminta maaf dan memohon
ampun atas dosa-dosanya
selama ini. Sang Ibu-pun ikut
menangis, terharu dengan
ketulusan hati anaknya. ”
Yang sudah-sudah nak, Ibu
sudah maafkan. Jangan di
ungkit lagi ”.
Setelah ibunya sembuh, A be
bahkan berani membawa
Ibunya belanja
kesupermarket. Walau
menjadi pusat perhatian
banyak orang, A be tetap cuek
bebek. Kemudian peristiwa ini
menarik perhatian kuli tinta
(wartawan). Dan membawa
kisah ini kedalam media cetak
dan elektronik.
Teman2 yang masih punya Ibu
(Mama atau Mami) di rumah,
biar bagaimanapun
kondisinya, segera bersujud di
hadapannya. Selagi masih ada
waktu. Jangan sia-sia kan budi
jasa ibu selama ini yang
merawat dan membesarkan
kita tanpa pamrih. kasih
seorang ibu sungguh mulia.
– happy ending –
sumber : forum.kapanlagi.com

Renungkanlah......

Bila dahaga, yang susukan aku.....MAMA
Bila lapar, yang menyuapi aku....MAMA
Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. .. MAMA
Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut.... MAMA
Bila bangun tidur, aku cari.... MAMA
Bila nangis, orang pertama yang datang .... MAMA
Bila ingin bermanja, aku dekati.... MAMA
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah.... MAMA
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya.... MAMA
Bila nakal, yang memarahi aku.... MAMA
Bila merajuk, yang membujukku cuma.... MAMA
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.... MAMA
Bila takut, yang menenangkan aku.... MAMA
Bila ingin peluk, yang aku suka peluk.... MAMA
Aku selalu teringatkan .... MAMA
Bila sedih, aku mesti telepon.... MAMA
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... . MAMA
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada.. MAMA
Bila takut, aku selalu panggil... " MAMAAAA! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....MAMA
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga.... MAMA
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku.... MAMA
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... MAMA
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. MAMA
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ... MAMA
Kalau pulang ke kampung, yang selalu member bekal..... MAMA
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku.... MAMA
Yang selalu berkirim surat dengan aku... MAMA
Yang selalu memuji aku.... MAMA
Yang selalu menasihati aku.... MAMA
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta persetujuan. .... MAMA

Aku ada pasangan hidup sendiri....


Bila senang, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari.... MAMA


Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada.... MAMA


Bila bahagia, aku peluk erat.....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat..... MAMAku


Bila ingin berlibur, aku bawa....pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah.... MAMA


Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Happy MOM's Day"

Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu.. MAMA ingat aku

Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan... aku ingin telepon MAMA

Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk MAMA

"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja.... masih ingatkah kau pada MAMA?
Tidak banyak yang MAMA inginkan... hanya dengan menyapa MAMA-pun cukuplah".
Berderai air mata jika kita mendengarnya. .......

Tapi kalau MAMA sudah tiada....... ...

MAMAAAA...RINDU MAMA.... RINDU SEKALI....

Berapa banyak yang sanggup menyuapi MAMA-nya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah MAMA-nya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur MAMA-nya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis MAMA-nya......
Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga MAMA-nya....

kasih sayang seorang ibu...

Seorang anak mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian mengulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangannya lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak kemudian membacanya.

Ongkos membantu ibu:
1. Membantu ibu belanja di warung = Rp. 20.000,-
2. Manjaga rumah = Rp. 20.000,-
3. Membuang sampah = Rp. 10.000,-
4. Membereskan rumah = Rp. 20.000,-
5. Menyiram bunga = Rp. 15.000,-
6. Menyapu halaman = Rp. 15.000,-
Jumlah = Rp. 100.000,-


Selesai membaca ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanyaberbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menuliskan sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1. Ongkos mengandung selama 9 bulan = GRATIS
2. Ongkos berjaga malam karenamu = GRATIS
3. Ongkos air mata yang menetes karenamu = GRATIS
4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu = GRATIS
5. Ongkos menyekolahkanmu = GRATIS
6. Ongkos menyediakan makan, minum , pakaian dan seluruh perlengkapnmu = GRATIS.
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku = GRATIS.

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Saya sayang ibu”. Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya, “Telah dibayar”. Nah, khan! Pepatah kuno menyatakan, seorang anak tidak akan pernah memahami kasih sayang orangtua kepada dirinya sampai ia memiliki anak sendiri.